Senin, 26 November 2012

Real Madrid vs Barcelona


Sejarah Duel El-Clasico Barcelona Vs Real Madrid

Posted: May 28, 2011 in Sport
SEPAKBOLA + POLITIK + KEBANGGAAN IDENTITAS / HARGA DIRI = Barcelona Vs Real Madrid
Tentu Anda bertanya, mengapa penggemar Barcelona harus memusuhi Real Madrid. Mengapa tidak sekedar mendukung yang satu tanpa memusuhi yang lain?
Ada baiknya kita cerita sejarah dulu kalau begitu ya….
Permusuhan dengan Real Madrid
Klub Barcelona didirikan tahun 1899 oleh seorang kelahiran Swiss bernama Hans Gamper (yang sama seperti Anda, saya pun tidak kenal). Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan (satu suku bangsa di Spanyol). Gamper mencetak 103 gol antara tahun 1901 sampai 1903 dan menjadi Presiden klub sampai kematiannya tahun 1930. Stadion Barcelona pertama dibangun tahun 1909 dengan kapasitas penonton 6000 orang. Pertama kali Barcelona menjadi juara liga spanyol adalah tahun 1929, hanya 1 tahun sebelum kematian Gamper. Pada waktu itu, Barcelona sudah menjadi tim yang disegani dan sudah bisa merekrut pemain-pemain asing seperti Hector Scarone (Uruguay). Akan tetapi pemain yang mungkin “paling” terkenal pada zaman ini adalah sang kiper, Ricardo Zamora. Zamora terkenal karena 2 alasan. Pertama, nama dia diabadikan sampai sekarang sebagai nama piala penghargaan untuk kiper terbaik di liga spanyol setiap tahunnya. Kedua, dia adalah pemain pertama yang menapaki jalan transfer yang paling berbahaya di spanyol: Pindah dari Barcelona ke Real Madrid!
Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah “ibukota” dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque. Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah “penjajahan” Spanyol.
Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona “diinstruksikan” (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan “pengaturan pertandingan” dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.
Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona. Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid.
Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!. Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.
Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Fair (yang kemudian menjadi UEFA Cup).
Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia.
Rivalitas Sampai Saat ini
Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco. Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).
Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi. Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.
Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih “sehat”. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial. Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.
Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah “perang”, bukan sekedar pertandingan sepak bola. Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan serdadu perang, bukan sebuah kesebelasan sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan. Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub: Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi JANGAN sampai kalah dari Real Madrid!
Meski begitu di dalam lapangan, “peperangan” ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga. Ini soal nama baik.
Transfer pemain adalah salah satu bentuk perang di luar lapangan. Dalam hal ini, perpindahan pemain dari Barcelona ke Real Madrid (maupun sebaliknya) akan dianggap sebagai sebuah bentuk pengkhianatan.
Luis Figo mungkin adalah salah seorang yang paling mengerti mengenai hal ini. Direkrut oleh Barcelona pada tahun 1996, pemain Portugal yang kala itu “bukan siapa-siapa” tersebut kemudian menemui masa-masa jayanya. Barcelona memberinya peranan signifikan sebagai sayap kanan tim, dan bersama Rivaldo membawa Barcelona berjaya pada akhir tahun 1990an. Akan tetapi, pada tahun 2001, dunia tersentak ketika Figo menerima tawaran Real Madrid dengan iming-iming gaji dua kali lipat dan nilai transfer yang ketika itu menjadi rekor pembelian termahal seorang pemain sepak bola. Nilai itu melebihi batas klausul transfer Figo, sehingga Barcelona harus menerima tawaran tersebut berdasarkan aturan Bosman. Meski begitu, transfer itu tetap tidak akan terjadi seandainya Figo secara pribadi tidak menerima tawaran Real Madrid. Toh akhirnya Figo berkhianat.
Dalam duel el classico tahun berikutnya, ketika pertandingan dilangsungkan di Nou Camp (kandang Barcelona), Figo menerima sambutan monumental yang mungkin tidak akan dilupakannya seumur hidup. Seorang pendukung Barcelona di tengah-tengah pertandingan berhasil menerobos pagar petugas keamanan, sambil memakai bendera Barcelona sebagai jubah, kemudian berlari ke arah Figo membawa sebuah hadiah istimewa: sebuah kepala babi, lengkap dengan sedikit darah masih menetes dari lehernya. Ia kemudian melemparkan bendera Barcelona dan kepala babi itu ke arah Figo. Figo sendiri hanya terdiam menunduk beberapa saat, lalu berjalan menjauh. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, karena ia tahu kepala babi itu adalah simbol keserakahan dan pengkhianatan.
readmore »»  

Senin, 05 November 2012

Real Madrid 2001-2010


2001-2010
Luis Figo, David Beckham, Zinedine Zidane, dan Ronaldo merupakan sederet pemain terbaik dunia yang bergabung dengan Real Madrid dan membentuk salah satu tim paling spektakuler dalam sejarah. Santiago Bernabeu juga berkembang. Pun, klub membangun pusat pelatihan megah di Valdebebas yang bernama Real Madrid Sports City. Momen penting perkembangan klub peraih titel European Cup (Liga Champions) sembilan kali.

Relokasi Real Madrid Sports City
Setelah menyelesaikan urusan birokrasi dan administrasi, Real Madrid Sports City dipindahkan menyusul kesepakatan tiga pihak yang ditandatangani di kantor Dewan Komunitas Otonomi Madrid pada 7 Mei 2001. Tiga pihak dimaksud adalah Real Madrid yang diwakili Florentino Perez, Jose Maria Alvarez del Manzano, dan Alberto Ruiz Gallardon; Dewan Kota; dan terutama Komunitas Otonomi Madrid. Kesepakatan itu menghasilkan pemasukan kotor sebesar 80 juta sampai 480 juta euro.

Raja Spanyol dinobatkan sebagai Presiden Kehormatan
Dalam pembukaan perayaan ulang tahun ke-100 Real Madrid, Florentino Perez dan Dewan Direksi Klub sepakat menawarkan Raja Spanyol Juan Carlos I sebagai Presiden Kehormatan seabad. Gayung bersambut, figur paling dihormati dalam Monarki Spanyol itu pun menerima dengan penuh kerendahan hati.

Jejak seabad penuh sukses
Perayaan ulang tahun seabad Real Madrid diadakan pada 2002 mengundang pujian dari seluruh dunia. Dari sudut pandang prestasi olahraga, Madrid menjuarai gelar European Cup (format lama Liga Champions) untuk kesembilan kalinya setelah menundukkan Bayer Leverkusen 2-1 di Glasgow; Piala Super Eropa pertama berhasil direngkuh setelah mengalahkan Feyenoord juga lewat skor 2-1; dan gelar ketiga Piala Interkontinental usai mengalahkan Club Olimpia 2-0 di Tokyo. Tidak ada yang lebih baik untuk merayakan peringatan 100 tahun.

Florentino Perez mengundurkan diri
Pada 27 Februari 2006, Florentino Perez mengundurkan diri dari jabatan Presiden Klub. Fernando Martin bertindak selaku Presiden sementara, diikuti oleh Luis Gomez Montejano yang pada musim panas sbeelumnya ikut pemilihan Presiden Klub.

Presiden terpilih Ramon Calderon
Jabatan Presiden Real Madrid diperebutkan lima kandidat: Ramon Calderon, Juan Palacios, Juan Miguel Villar Mir, Lorenzo Sanz, dan Arturo Baldasano. Menyusul pemungutan suara pada 2 Juli 2006, Ramon Calderon terpilih sebagai Presiden setelah meraih suara terbanyak.

Kembalinya Capello
Pada 5 Juli 2006, Fabio Capello menandatangani kontrak dengan Madrid untuk kedua kalinya. Pelatih asal Italia itu meminta dan mendapatkan pemain baru seperti Fabio Cannavaro, Emerson, Mahamadou Diarra, Jose Antonio Reyes, dan Ruud van Nistelrooy. Tiga pemain lainnya bergabung dengan Los Blancos di bursa transfer musim dingin, yaitu Marcelo, Gonzalo Higuain, dan Fernando Gago.

Kematian Puskas
Ferenc Puskas Biro meninggal 17 November 2006 setelah mengalami sakit yang cukup lama. Puskas meninggal di usia 79 tahun.

Joseph Blatter, Anggota Kehormatan Klub
Presiden FIFA Joseph Blatter dianugerahi Lencana Berlian dan Emas yang disematkan Presiden Kehormatan Alfredo di Stefano yang menurutnya Blatter merupakan pemain terhebat sepanjang sejarah. Real Madrid juga menobatkan orang tertinggi di FIFA itu sebagai Anggota Kehormatan Klub.

ULEB Cup
ULEB Cup merupakan gelar pertama dari dua yang dijuarai pada 2007. Real Madrid praktis tidak terkalahkan sepanjang kompetisi dan mengalahkan Unics Kazan dan Lietuvos Rytas pada di babak semifinal dan final.

Juara La Liga
Kampanye ‘Bersama kita bisa, bersama kita kokoh’ bekerja menakjubkan. Kampanye ini mempersatukan suporter dan tim untuk bersama-sama menjuarai gelar La Liga untuk ke-30 kalinya buat Real Madrid. Si Putih memastikan gelar juara setelah bangkit secara impresif melawan Mallora pada hari terakhir kompetisi dengan skor 3-1. Inilah gelar pertama sepakbola buat Ramon Calderon sebagai Presiden Klub.

Juara Liga ACB
Seminggu kemudian, tim basket juga menjuarai Liga ACB untuk ke-30 kalinya dengan mengalahkan Barcelona melalui babak playoff di Palau Blaugrana. Pamesa dan Joventut juga takluk oleh mereka saat menuju tangga juara. Semakin lengkap karena Felipe Reyes meraih penghargaan Pemain Terbaik di final.

6 Maret 2008
Real Madrid berusia 106 tahun di hari ini. Sejak berdiri, klub menjadi sangat sukses dan diwujudkan dalam bentuk nilai-nilai olahraga: untuk selalu memiliki semangat juang tinggi dan menghormati lawan.

Juara La Liga berturut-turut
Musim 2007/08 dimulai dengan sebuah proyek baru di bawah pelatih anyar Bernd Schuster dan beberapa wajah baru dalam skuat: Arjen Robben, Gabriel Heinze, Wesley Sneijder, Royston Drenthe, Javier Saviola, dan Christoph Metzelder. Real Madrid mengambil alih posisi teratas pada pertandingan kedua lewat kemenangan 5-0 dari Villarreal, posisi yang tidak pernah mereka tinggalkan sepanjang tahun. Si Putih mengakhiri musim kompetisi dengan predikat tim paling produktif (84 gol) dan tim paling sedikit kemasukan (36 kali). Mereka juga mencetak rekor baru La Liga dengan mengumpulkan 85 poin, unggul 18 poin dari Barcelona di peringkat ketiga.

Gelar kedelapan Piala Super Spanyol
Setelah memenangi dua gelar beruntun La Liga, Real Madrid menghadapi Valencia di Piala Super Spanyol jelang dimulianya musim 2008/09. Valencia menang 3-2 pada leg pertama, tapi walaupun dalam posisi tertinggal di Bernabeu untuk leg kedua, Si Putih berhasil bangkit dan membalikkan keadaan untuk mengklaim titel Piala Super Spanyol kedelapan kalinya.
Periode kedua Florentino Perez sebagai Presiden Klub
Florentino Perez kembali menjabat Presiden Real Madrid pada 1 Juni 2009 pada kampanye pemilihan yang tanpa pesaing, mungkin karena dukungan besar anggota yang dibuktikan oleh jajak pendapat dari beberapa media massa utama. Mengusung slogan “Kembali bersemangat”, pencalonan Florentino Perez membawa rasa optimisme yang membantu membangkitkan semangat setelah merasakan berada di bawah dominasi Barcelona. Proyek baru dan menggairahkan didukung oleh warisan yang ditorehkan Dewan Direksi yang sama yang pernah memimpin klub selama hampir enam tahun di periode pertama, enam tahun dimana Real Madrid berada dalam masa paling mengesankan.
readmore »»  

Iker Casillas


Mostoles, Spain
Tanggal lahir: 
20/05/1981
Posisi: 
Penjaga Gawang
Berat badan: 
85.50 kg
Tinggi badan: 
182.20 cm
Kewarganegaraan: 
Spanyol
Hubungan Iker Casillas dengan Real Madrid dimulai sejak tahun 1990, tahun yang sama ketika dia mulai membangun kedudukan hingga akhirnya berhasil bergabung dengan First Team di season1990/00.

Walau Casillas diajak oleh Jupp Heynckes untuk bergabung dengan First Team dalam pertandingan melawan Rosenborg pada dua season sebelumnya, dia terus bermain untuk Real Madrid C hingga dipromosikan ke Castilla di season berikutnya. Prestasinya tidak luput dari perhatian oleh sistem tim junior Nasional Spanyol, dan pada tahun 1996 Iker memenangkan Kejuaraan U-15 Eropa.

Dua tahun kemudian dia mengulangi kesuksesannya sebagai juara U-17 setelah melakukan tendangan penalti, dan pada tahun 1999 ia kembali dari Kejuaraan U-19 Eropa dengan medali emas di lehernya. Tahun berikutnya dia dianugerahi Trophy Bravo, yang disajikan dengan pemain sepak bola terbaik di Eropa di bawah usia 21.

Tidak ada yang menandingi Casillas sebagai penjaga gawang awal First Team sejak 1999/00, dan dia adalah salah satu pemain tim yang paling berpengalaman dan seorang kapten tim. Pers memuji dia sebagai salah satu "Pahlawan Glasgow" setelah dia menggantikan Cesar yang cedera di babak kedua dari 2002 Final Liga Champions melawan Bayer Leverkusen dan menyelamatkan tim di menit – menit terakhir pertandingan. Beberapa hari kemudian dia dipanggil oleh tim Nasional Spanyol, dan cedera yang diderita Canizares sebelum Piala Dunia di Jepang dan Korea memberikan Iker kesempatan untuk bertanding. Dia telah dan selalu menjadi penjaga gawang nomor satu Real Madrid dan Spanyol sejak memimpin tim nasional dalam meraih kemenangan sebagai kapten untuk Euro 2008 dan Piala Dunia 2010.

Cepat, cerdas, dan hampir tak terkalahkan. Bisa dikatakan Casillas adalah penjaga gawang aktif terbaik di dunia.

readmore »»  

Iker Casillas


http://s.realmadrid.co.id/uploads/article-images/1203226180936.jpg
Iker Casillas terus menoreh sejarah bersama Real Madrid dan La Liga Spanyol. Setelah bermain selama 90 menit menghadapi Zaragoza, kapten Si Putih menjadi penjaga gawang dengan jumlah penampilan terbanyak bersama satu tim sepanjang sejarah Divisi Satu dengan torehan 467 partai, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang kiper Athletic Bilbao, Iribar (466).
Dengan mencapai 467 partai di Divisi Satu, Casillas menjadi kiper dengan jumlah pertandingan terbanyak bersama satu tim sepanjang sejarah liga dan juga menjadi penjaga gawang dengan jumlah kemenangan terbanyak tanpa berganti kostum klub. Catatannya, mencatat 303 kemenangan, dan hanya dikalahkan pencapaian Zubizarreta yang menoreh 333 kali kemenangan dengan tiga klub yang berbeda.

Kini, kapten Madrid menjadi kiper keempat dengan jumlah pertandingan terbanyak, di bawah pencapaian Zubizaretta yang tampil sebanyak 622 kali (partai) bersama Athletic de Bilbao, Barcelona, dan Valencia; Buyo, yang bermain 542 kali bersama Sevilla dan Real Madrid, serta Esnaola, yang mencatat 469 partai bersama Real Sociedad dan Betis.
KEEPERS WITH THE MOST MATCHES IN THE FIRST DIVISION
PlayerTeamMatches playedMatches won
 ZubizarretaAthletic de Bilbao
Barcelona
Valencia
 622 333
 BuyoSevilla
Real Madrid
 542 285
 EsnaolaReal Sociedad
Betis
 469 186
 CasillasReal Madrid 467 303
 IribarAthletic de Bilbao 466 193

Di musim kesepuluhnya sebagai pemain Madrid, Casillas telah menjadi pemain ketiga dengan jumlah pertandingan terbanyak bersama Si Putih di Divisi Satu. Hanya Raul Gonzalez (550) dan Sanchiz (523), pemain yang menoreh jumlah partai lebih banyak dibanding Casillas. Di antara semua tim, Casillas menempati peringkat ke-12 dalam jumlah laga yang dilakoni di liga.
PLAYERS WITH MOST MATCHES PLAYED IN THE HISTORY OF THE LEAGUE
PayerMatches
Zubizarreta622
Raúl550
Eusebio543
Buyo542
Sanchís523
Miquel Soler504
Hierro497
Bakero483
Loren482
Joaquín A.479
Esnaola469
Casillas467
readmore »»