Senin, 07 Januari 2013

Sejarah Santiago Barnabeu


Chapter 1
DARI DOMINASI PITCH ESTRADA, KE SEDIKIT SENTUHAN MANIS O'Donnell 
Selama pergantian abad, di sebidang tanah milik seorang salesman marmer, sekelompok pemain menanam apa yang akhirnya maju dan berkembang menjadi Madrid Football Club. Kemudian mereka pindah ke tanah kosong di sebelah arena adu banteng tua di Madrid 1901. Pada tahun 1912, mereka berbalik lagi ke tanah kosong di O'Donnell Street yang hingga kini menjadi lapangan sepak bola terbaik di Madrid.
Chapter 2
Pada tahun 1924, setelah obrolan singkat di Jalur Siklus Ciudad lineal, klub memutuskan untuk membangun Stadion Chamartín Lama, dengan kapasitas untuk 15.000 orang. Real Madrid bermain di sana selama 23 tahun.
Chapter 3
THE NEW Chamartín, SEBUAH STADION PANUTAN
Usulan Presiden Santiago Bernabéu dalam membangun sebuah stadion dengan kapasitas 100.000 penggemar dikritik sebagai suatu usaha Firaun. Stadion baru ini dibangun dengan merenovasi yang lama. Setelah mengatasi kesulitan teknis dan finansial, Stadion New Chamartín ini diresmikan pada tahun 1947.
Chapter 4

Chamartín Baru selesai tujuh tahun setelah diresmikan, dengan kapasitas 125.000 penggemar. Satu tahun kemudian, namanya diubah menjadi Stadion Santiago Bernabéu, untuk menghormati Presiden terbesar dalam sejarah sepak bola. Stadion ini banyak menjadi host untuk acara olahraga yang paling penting selama dekade selanjutnya. Sayangnya Bernabéu meninggal pada tahun 1978, sehingga beliau tidak dapat menyaksikan perkembangan stadion ini ketika terpilih untuk  menjalani Piala Dunia 1982.
Chapter 5
Stadion direnovasi Club sebelum Piala Dunia 1982. Lalu dironvasi lagi pada tahun 1990-an dengan ekspansi perpajakan yang menyerupai sebuah konstruksi baru yang luar biasa.  Stadion Santiago Bernabéu menginjak umur 50 di tahun 1997
Chapter 6
JALAN ATAS MILLENIUM BARU
Agar membuat mereka lebih nyaman, pada tahun 1998 Real Madrid memberikan lampu hijau untuk rencana infrastruktur yang ditujukan untuk memodernisasi semua struktur dalam stadion. Pada saat yang sama, ambisi sebuah proyek komersial yang dirancang untuk menjaga stadion terbuka untuk umum selama  365 hari dalam setahunpun dimulai. The Club  juga berpartisipasi dalam pengembangan dan pertumbuhan secara konstan yang menjadikan stadion ini masuk ke kelas Elite.
Chapter 7
Pada tanggal 14 November 2007, UEFA diberitahu Real Madrid bahwa mereka bermaksud untuk memasukkan Santiago Bernabeu dalam daftar Stadion Elite mereka. Hadiah ulang tahun terbaik untuk stadion Bernabeu yang saat itu mulai menginjak usia 60. Dengan perbedaan ini, Club menganugerahi UEFA untuk investasi yang luar biasa dan organisasi.
Chapter 8
Untuk memahami besarnya Santiago Bernabeu bias melihat dari angka-angka yang terjadi pada hari pertandingan reguler. Lebih dari 2.500 orang bekerja di stadion agar semuanya sempurna. Layanan yang ditawarkan kepada para penggemar telah berubah selama bertahun-tahun, tapi profesionalisme pegawai dan cinta untuk Club tidak pernah berkurang.
Chapter 9
KEAJAIBAN Bernabeu

Suasana stadionpun tak tertandingi. Klub telah mampu Dengan sentuhan internasional dibalut latin, tempat itu dapat beradaptasi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pemain, dan penikmat sepakbola. Cisco Systems, pemasok terkemuka peralatan jaringan dan manajemen jaringan untuk Internet, selalu memilih Santiago Bernabéu sebagai contoh studi kasus dalam mempelajari manajemen stadion.
Chapter 10
MASA DEPAN
Klub ini punya masa depan yang matang karena memang dirancang pengembangannya sebagai stadion di kota REAL MADRID. Real Madrid menawarkan kepada dunia peluang untuk masuk ke Club dan menjadi anggota, sehingga bisa menerima perlakuan istimewa dalam kerangka Klub Sosial Real Madrid yang juga memang dibuat untuk semua orang yang menjunjung tinggi dan mengagumi  nilai-nilai Real Madrid.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 2001-2010


2001-2010
Luis Figo, David Beckham, Zinedine Zidane, dan Ronaldo merupakan sederet pemain terbaik dunia yang bergabung dengan Real Madrid dan membentuk salah satu tim paling spektakuler dalam sejarah. Santiago Bernabeu juga berkembang. Pun, klub membangun pusat pelatihan megah di Valdebebas yang bernama Real Madrid Sports City. Momen penting perkembangan klub peraih titel European Cup (Liga Champions) sembilan kali.

Relokasi Real Madrid Sports City
Setelah menyelesaikan urusan birokrasi dan administrasi, Real Madrid Sports City dipindahkan menyusul kesepakatan tiga pihak yang ditandatangani di kantor Dewan Komunitas Otonomi Madrid pada 7 Mei 2001. Tiga pihak dimaksud adalah Real Madrid yang diwakili Florentino Perez, Jose Maria Alvarez del Manzano, dan Alberto Ruiz Gallardon; Dewan Kota; dan terutama Komunitas Otonomi Madrid. Kesepakatan itu menghasilkan pemasukan kotor sebesar 80 juta sampai 480 juta euro.

Raja Spanyol dinobatkan sebagai Presiden Kehormatan
Dalam pembukaan perayaan ulang tahun ke-100 Real Madrid, Florentino Perez dan Dewan Direksi Klub sepakat menawarkan Raja Spanyol Juan Carlos I sebagai Presiden Kehormatan seabad. Gayung bersambut, figur paling dihormati dalam Monarki Spanyol itu pun menerima dengan penuh kerendahan hati.

Jejak seabad penuh sukses
Perayaan ulang tahun seabad Real Madrid diadakan pada 2002 mengundang pujian dari seluruh dunia. Dari sudut pandang prestasi olahraga, Madrid menjuarai gelar European Cup (format lama Liga Champions) untuk kesembilan kalinya setelah menundukkan Bayer Leverkusen 2-1 di Glasgow; Piala Super Eropa pertama berhasil direngkuh setelah mengalahkan Feyenoord juga lewat skor 2-1; dan gelar ketiga Piala Interkontinental usai mengalahkan Club Olimpia 2-0 di Tokyo. Tidak ada yang lebih baik untuk merayakan peringatan 100 tahun.

Florentino Perez mengundurkan diri
Pada 27 Februari 2006, Florentino Perez mengundurkan diri dari jabatan Presiden Klub. Fernando Martin bertindak selaku Presiden sementara, diikuti oleh Luis Gomez Montejano yang pada musim panas sbeelumnya ikut pemilihan Presiden Klub.

Presiden terpilih Ramon Calderon
Jabatan Presiden Real Madrid diperebutkan lima kandidat: Ramon Calderon, Juan Palacios, Juan Miguel Villar Mir, Lorenzo Sanz, dan Arturo Baldasano. Menyusul pemungutan suara pada 2 Juli 2006, Ramon Calderon terpilih sebagai Presiden setelah meraih suara terbanyak.

Kembalinya Capello
Pada 5 Juli 2006, Fabio Capello menandatangani kontrak dengan Madrid untuk kedua kalinya. Pelatih asal Italia itu meminta dan mendapatkan pemain baru seperti Fabio Cannavaro, Emerson, Mahamadou Diarra, Jose Antonio Reyes, dan Ruud van Nistelrooy. Tiga pemain lainnya bergabung dengan Los Blancos di bursa transfer musim dingin, yaitu Marcelo, Gonzalo Higuain, dan Fernando Gago.

Kematian Puskas
Ferenc Puskas Biro meninggal 17 November 2006 setelah mengalami sakit yang cukup lama. Puskas meninggal di usia 79 tahun.

Joseph Blatter, Anggota Kehormatan Klub
Presiden FIFA Joseph Blatter dianugerahi Lencana Berlian dan Emas yang disematkan Presiden Kehormatan Alfredo di Stefano yang menurutnya Blatter merupakan pemain terhebat sepanjang sejarah. Real Madrid juga menobatkan orang tertinggi di FIFA itu sebagai Anggota Kehormatan Klub.

ULEB Cup
ULEB Cup merupakan gelar pertama dari dua yang dijuarai pada 2007. Real Madrid praktis tidak terkalahkan sepanjang kompetisi dan mengalahkan Unics Kazan dan Lietuvos Rytas pada di babak semifinal dan final.

Juara La Liga
Kampanye ‘Bersama kita bisa, bersama kita kokoh’ bekerja menakjubkan. Kampanye ini mempersatukan suporter dan tim untuk bersama-sama menjuarai gelar La Liga untuk ke-30 kalinya buat Real Madrid. Si Putih memastikan gelar juara setelah bangkit secara impresif melawan Mallora pada hari terakhir kompetisi dengan skor 3-1. Inilah gelar pertama sepakbola buat Ramon Calderon sebagai Presiden Klub.

Juara Liga ACB
Seminggu kemudian, tim basket juga menjuarai Liga ACB untuk ke-30 kalinya dengan mengalahkan Barcelona melalui babak playoff di Palau Blaugrana. Pamesa dan Joventut juga takluk oleh mereka saat menuju tangga juara. Semakin lengkap karena Felipe Reyes meraih penghargaan Pemain Terbaik di final.

6 Maret 2008
Real Madrid berusia 106 tahun di hari ini. Sejak berdiri, klub menjadi sangat sukses dan diwujudkan dalam bentuk nilai-nilai olahraga: untuk selalu memiliki semangat juang tinggi dan menghormati lawan.

Juara La Liga berturut-turut
Musim 2007/08 dimulai dengan sebuah proyek baru di bawah pelatih anyar Bernd Schuster dan beberapa wajah baru dalam skuat: Arjen Robben, Gabriel Heinze, Wesley Sneijder, Royston Drenthe, Javier Saviola, dan Christoph Metzelder. Real Madrid mengambil alih posisi teratas pada pertandingan kedua lewat kemenangan 5-0 dari Villarreal, posisi yang tidak pernah mereka tinggalkan sepanjang tahun. Si Putih mengakhiri musim kompetisi dengan predikat tim paling produktif (84 gol) dan tim paling sedikit kemasukan (36 kali). Mereka juga mencetak rekor baru La Liga dengan mengumpulkan 85 poin, unggul 18 poin dari Barcelona di peringkat ketiga.

Gelar kedelapan Piala Super Spanyol
Setelah memenangi dua gelar beruntun La Liga, Real Madrid menghadapi Valencia di Piala Super Spanyol jelang dimulianya musim 2008/09. Valencia menang 3-2 pada leg pertama, tapi walaupun dalam posisi tertinggal di Bernabeu untuk leg kedua, Si Putih berhasil bangkit dan membalikkan keadaan untuk mengklaim titel Piala Super Spanyol kedelapan kalinya.
Periode kedua Florentino Perez sebagai Presiden Klub
Florentino Perez kembali menjabat Presiden Real Madrid pada 1 Juni 2009 pada kampanye pemilihan yang tanpa pesaing, mungkin karena dukungan besar anggota yang dibuktikan oleh jajak pendapat dari beberapa media massa utama. Mengusung slogan “Kembali bersemangat”, pencalonan Florentino Perez membawa rasa optimisme yang membantu membangkitkan semangat setelah merasakan berada di bawah dominasi Barcelona. Proyek baru dan menggairahkan didukung oleh warisan yang ditorehkan Dewan Direksi yang sama yang pernah memimpin klub selama hampir enam tahun di periode pertama, enam tahun dimana Real Madrid berada dalam masa paling mengesankan.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 1991-2000


1991-2000
Inilah dekade dimana Real Madrid memenangi gelar ketujuh dan kedelapan European Cup. Real Madrid sekali lagi menduduki singgasana di akhir 1990-an, yang mana Si Putih mengalami kesulitan di paruh pertama dengan dua titel La Liga melayang karena kalah dari Tenerife.
Hari ini, 6 Maret 2007, Real Madrid merayakan ulang tahun ke-105. Dalam pertemuan di Roma pada 2000, FIFA memutuskan Real Madrid sebagai Klub Terbaik di Abad ke-20 atau, dengan kata lain, klub terbaik dalam sejarah sepakbola. Lima tahun setelah menerima kehormatan ini, denyut berlanjut dan Si Putih mencari babak baru kehidupan dan menghidupkan kembali masa lalu yang gemilang, satu hal yang membuat Real Madrid berada di pusat panggung sepakbola dunia.

Mendoza maju ke pemilihan
Walaupun masih memiliki satu tahun masa jabatan, Presiden Ramon Mendoza maju dalam pemilihan presiden 14 April 1991. Kompetitornya yakni penulis Alfonso Ussia, yang berujung pada hasil lebih dari terhormat meskipun sumber daya kurang. Pemilihan sukses dimenangkan Mendoza yang menduduki kursi Presiden Klub untuk empat tahun lagi.

Tenerife, “Pulau Kutukan”
Ramon Mendoza memecat pelatih Radomir Antic di pertengahan musim. Pada saat itu, pelatih asal Serbia tersebut membawa Real Madrid memimpin tujuh poin sepanjang musim 1991-92. Dia digantikan pelatih asal Belanda Leo Beenhakker yang kembali bergabung sebagai Direktur Teknik beberapa minggu sebelumnya. Bersama pelatih asal Belanda itu, gelar La Liga Madrid dirampas di Tenerife pada hari terakhir musim kompetisi. Kisah sama yang terulang dari tahun sebelumnya yang saat itu Benito Floro berada di balik kemudi. Setelah kehilangan gelar di pertandingan pamungkas musim dalam dua tahun berturut-turut, Pulau Canary yang menjadi basis Tenerife mendapat cap “pulau kutukan” dari Madridismo.

Renovasi Stadion Santiago Bernabeu
Renovasi Stadion Santiago Bernabeu dimulai 7 Februari 1992 dan berakhir dalam dua tahun atau tepatnya pada 7 Mei 1994. Biaya yang dikeluarkan ditaksir lebih dari 5 miliar peseta (30 juta euro), termasuk 300 juta peseta (1,8 juta euro) untuk asuransi yang memayungi pekerja konstruksi dan penonton yang menyaksikan selama proses pekerjaan.

Kembalinya Valdano untuk Melatih Tim
Setelah merampas dua titel La Liga dari Real Madrid dan menyingkirkan mereka dari ajang Piala Raja dalam kapasitasnya sebagai pelatih Tenerife, Jorge Valdano menandatangani kontrak pelatih dengan Real Madrid dan membawa Si Putih kembali ke jalur sukses dan mengakhiri paceklik empat tahun tanpa gelar La Liga. Pelatih berkebangsaan Argentina itu mampu melakukannya di musim pertamanya bersama dengan mantan timnya sewaktu masih bermain dan seluruh pendukung Real Madud bisa bernyanyi penuh suka cita di akhir musim.

Sanz Gantikan Mendoza selaku Presiden Klub 
Setelah 10 setengah tahun menempati kantornya, Ramon Mendoza mengundurkan diri pada 20 November 1995. Dia digantikan Lorenzo Sanz, yang megambil jalan lain menuju Klub melalui aturan 49 untuk dipilih oleh 11 direktur yang bertahan dalam Dewan Direksi sebagai penerus Mendoza menyusul pergantian kekuasaan.

Capello memulai debutnya dengan Real Madrid 
Pada 20 Mei 1996, Lorenzo Sanz memperkenalkan Fabio Capello sebagai pelatih Real Madrid yang baru. Pelatih asal Italia itu diboyong ke Madrid setelah mencatat sukses lima musim dengan AC Milan, yang di antaranya menjuarai European Cup pada 1994. Meskipun Capello hanya menangani tim untuk musim 1996-97, dia mampu membawa tim meraih gelar juara La Liga.

Gelar ketujuh Piala Eropa
Setelah kurang sukses di panggung domestik, pelatih Jupp Heynckes membawa tim menjuarai gelar yang sangat dinantikan—terakhir kali juara pada 1966—dalam 32 tahun, European Cup. Tempat perayaan: Amsterdam Arena. Tanggal: 20 Mei 1998. Los Merengues menjuarai trofi paling prestisius di Eropa umtuk ketujuh kalinya berkat gol tunggal mantan pemangku jabatan Direktur Olahraga, Pedja Mijatovic, saat melawan tim dari Italia, Juventus, yang paling difavoritkan malam itu.

Piala Interkontinental kedua
Guus Hiddink merupakan pelatih yang bertugas ketika Real Madrid menggondol Piala Interkontinental untuk kedua kalinya setelah pengunduran diri mengejutkan dari Juan Antonio Camacho di Juli 1998, sesaat sebelum musim kompetisi bergulir. Gol luar biasa dari Raul di Tokyo memastikan kemenangan 2-1 untuk Los Blancos.

Piala Eropa kedelapan dan Final Pertama sesama tim asal Spanyol 
Vicente del Bosque mengambil alih jabatan John Benjamin Toshack sebagai pelatih Real Madrid di pertengahan musim dan membimbing Madridistas merayakan gelar juara European Cup untuk kedelapan kalinya—gelar kedua setelah berformat Liga Champions. Tempat selebrasi fantastis: stadion baru Saint-Denis di Paris yang menjadi tempat diselenggarakannya all-Spanish final pertama—juga merupakan final pertama yang mempertemukan dua tim dari negara yang sama—pada 24 Mei 2000. Pertandingan sengit dimana Real Madrid keluar sebagai juara setelah mengalahkan Valencia 3-0. Itulah gelar European Cup terakhir di abad 20, yang sama seperti edisi pertama, menjadi milik Los Blancos.

Florentino Perez Memenangi Pemilihan Presiden
Pada 16 Juli 2000, Florentino Perez terpilih sebagai Presiden Real Madrid yang baru setelah mengalahkan Lorenzo Sanz dalam pemungutan suara. Suksesnya kampanye Perez berdasarkan dua pilar utama: membersihkan tuntas utang yang selama ini menjerat klub dan merekrut pemain-pemain terbaik di dunia.

Klub Terbaik Abad 20
Pada 11 Desember 2000, pada waktu gala FIFA di Roma, Florentino Perez dan Presiden Kehormatan Alfredo di Stefano menerima penghargaan kehormatan untuk Real Madrid yang didaulat sebagai Klub Terbaik Abad 20.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 1981-1990


1981-1990
Paruh kedua 1980-an yang luar biasa. Real Madrid meraih dua titel UEFA Cup dan lima titel La Liga secara berturut-turut, titel kelima merupakan sebuah rekor. Selama lima tahun (1985 sampai 1990), Si Putih mengagumkan dengan dua periode lima tahun yang mencampuradukkan emosi dan imajinasi, kisah sukses tertunda hanyalah gagal menjuarai European Cup.
                            
Satu Menit Pembeda Kejayaan dan Kegagalan
Musim 1980-81 Madrid mengakhiri dengan hasil mengecewakan. Pada 26 April 1981, mereka gagal merengkuh titel La Liga ketika nyanyian kemenangan telah dilantunkan di Valladolid. Real Sociedad yang menyamakan skor 2-2 melawan Sporting Gijon di menit terakhir berhak atas titel juara. Berselang sebulan kemudian, 27 Mei, gol Alan Kennedy pada menit ke-82 membawa Liverpool keluar sebagai juara European Cup saat sepertinya lebih adil jika pertandingan dilanjutkan babak perpanjangan waktu.

Pemogokan para pemain
Skuat Real Madrid merupakan satu di antara empat tim Divisi Utama Spanyol yang mendukung aksi mogok bermain pada 11 April 1982. Pada hari itu, Si Putih bermain di Castellon melawan Castilla dan berhasil menundukkan tuan rumah 2-1.

Bernabeu menjadi tempat partai final Piala Dunia 1982
Partai final Piala Dunia 1982 bertempat di Santiago Bernabeu. Dalam pertandingan menegangkan, Italia mengalahkan Jerman 3-1. Apa yang paling diingat mayoritas penonton pada pertandingan yang dimainkan 11 Juli 1982 yakni kegembiraan dari Sandro Pertini, Presiden Italia, setiap kali tim Italia mencetak gol.

Di Stefano kembali ke Klub.
Ketika pemilihan presiden sudah di depan mata, salah satu kandidat Luis de Carlos memperkenalkan Alfredo di Stefano dan Amancio Amaro sebagai pelatih tim utama dan Castilla pada 19 Mei 1982. Si Anak Panah, julukan Di Stefano, meninggalkan Madrid pada 1964 dan kembali 18 tahun kemudian. De Carlos mengalahkan Ramon Mendoza dalam pemilihan dan Di Stefano yang menandatangani kontrak dua tahun membawa Klub meraih peringkat kedua di La Liga untuk kelima kalinya dalam tahun pertama tugasnya sebagai pelatih Madrid.

Perpisahan kedua dengan Di Stefano
Musim 183-84 berakhir, Alfredo di Stefano sekali lagi mengucapkan salam perpisahan ke Real Madrid. Pada 21 tahun kemudian dia juga mengalami pengalaman serupa. Kontraknya berakhir 30 Juni 1984 dan Luis de Carlos memutuskan tidak menambah kontraknya akibat kegagalan dari segi prestasi.

Hujan gol  bersejarah melawan Anderlecht
12 Desember 1984, nama Emiliano Butragueno akan diingat dalam sejarah sepakbola Eropa menyusul performa tak terlupakan melawan Anderlecht di Bernabeu. Klub asal Belgia itu menang 3-0 pada leg pertama dan di Brussel dan lolos ke babak berikut UEFA Cup sudah di depan mata. Tapi, Butragueno menghancurkan harapan mereka dengan mencetak hat-trick (tiga gol lainnya diciptakan Jorge Valdano, dua gol, dan Manuel Sanchis) dan Real Madrid menang meyakinkan 6-1.

Ramon Mendoza memulai era baru
Setelah dua periode masuk dalam jajaran Dewan Direksi dan dikalahkan Luis de Carlos pada pemilihan sebelumnya, Ramon Mendoza menjadi Presiden Real Madrid pada 1985. Kehadiran Mendoza menjadi awal dari era baru dalam sejarah Klub.

Juara UEFA Cup beruntun dua kali
Dua gelar juara pertama UEFA Cup untuk Real Madrid diperoleh secara berturut-turut. Pertama pada 1984 menghadapi klub asal Hungaria, Videoton (menang 3-0 di Stadion Sosto dan kalah 0-1 di Chamartin), dan kedua setahun kemudian setelah mengalahkan FC Koln 5-1 di Bernabeu dan kalah 0-2 di Olympiastadion, Berlin.

La Liga terpanjang dalam sejarah dimenangkan Madrid
Musim 1986/87, tercatat sebagai perjalanan La Liga terpanjang dalam sejarah persepakbolaan Spanyol. Setelah 34 pertandingan, setiap tim memainkan 10 partai yang terbaik dalam tiga babak play-off: enam tim teratas bertanding untuk gelar juara yang dimenangkan Real Madrid, enam tim lainnya memperebutkan tempat di Piala Liga dan kemungkinan berlaga di UEFA Cup, dan enam tim terakhir berjuang dari degradasi.

Lima tahun fantasi dan dominasi
Real Madrid generasi Quinta de Buitre atau The Five Machos meraih lima titela La Liga berturut-turut dengan dominasi yang luar biasa (musim 1985/86 sampai 1989/90) dan menyamai rekor yang ditorehkan antara 1960/61 dan 1964/65. Selama lima kali juara berturut-turut, Madrid membukukan rekor baru mencetak 107 gol dalam 38 pertandingan. Era itu menjadi milik Butragueno dan Hugo Sanchez yang meraih gelar Sepatu Emas bersama dengan penyerang CSKA Sofia Hristo Stoichkov.

Duo pelatih temporer Di Stefano-Camacho
Pada 17 November 1990, setelah memecat John Benjamin Toshack, Ramon Mendoza berbalik ke Alfredo di Stefano dan pelatih tim yunior Jose Antonio Camacho guna menangani tim secara temporer, sementara Presiden Klub berusaha membujuk Luis Aragones meninggalkan Espanyol untuk segera menukangi skuat Madrid. Luis tidak tertarik meninggalkan klub asal Katalan itu, jadi Mendoza merekrut Radomir Antic.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 1971-1980


1971-1980
Santiago Bernabeu meninggal pada tahun 1970. Sebelum kematiannya, Miguel Munoz meninggalkan tim setelah melatih selama 14 tahun. Perayaan HUT klub ke-75 tidak menerima banyak dukungan. Dekade itu melihat Real Madrid bermain melawan Castilla pada final Kejuaraan Spanyol serta masa transisi yang diikuti oleh kematian Bernabeu.
Pemenang Piala UEFA Piala finalisReal Madrid membuat debut mereka dimana tidak ada lagi Piala Winner Piala UEFA di musim 1970/71. Mereka mencapai final melawan Chelsea dengan mengalahkan Hibernians, Wacker Innsbruck, Cardiff City dan PSV Eindhoven. Kedua belah pihak harus bermain dua kali pertandingan di Stadion Karaikiris Yunani karena pertandingan pertama yang diselenggarakan pada tanggal 19 Mei 1971 - berakhir imbang 1-1 dan kedua tim tidak ada yang mampu mencetak gol kemenangan saat perpanjangan waktu. Bentrokan kedua terjadi dua hari kemudian dan Chelsea menang 2-1.
Arias Navarro tidak menyetujui proyek untuk stadion baruPada tanggal 8 September 1973, Real Madrid mengumumkan niat mereka untuk menghancurkan Stadion Santiago Bernabeu dalam rangka membangun tempat baru dengan kapasitas 125.000 orang dan tempat parkir di bawahnya untuk 8.000 mobil. Penolakan Walikota Carlos Arias Navarro untuk mereklasifikasi bidang tanah dan surat dari pengacara Luis Pascual Estevill yang menentang proyek dimuat di surat kabar ABC, yang membuat proyek itu berakhir.
Berakhirnya Periode besar Miguel MunozMiguel Munoz menjadi pelatih Real Madrid pada tahun 1960 ketika Fleitas Solich pergi. Dia akhirnya memenangkan sembilan liga, dua Piala Spanyol, dua Piala Eropa dan satu Piala Intercontinental di 14 musim. Pada tanggal 15 Januari 1974, Santiago Bernabeu mengakhiri periode Munoz "karena ia telah menderita terlalu lama". Luis Molowny, seorang pria dari klub, menggantikan legenda hidup.
Real Madrid melihat ke BalkanSetelah musim 1974/75, Luis Molowny digantikan oleh Miljanic Miljan Yugoslavia. Dia ditugaskan pada tanggal 5 Juli 1974 dan sejak saat itu dan seterusnya tim memainkan permainan yang tidak menarik berdasarkan usaha fisik dan permintaan taktik. Sistem ini menghasilkan dua Liga dan satu Piala Spanyol untuk tim dalam tiga musim. Yugoslavia lainnya, Vujadin Boskov, mengambil kendali tim pada tahun 1979. Dia melatih mereka sampai setengah jalan melalui musim 1981/82. Ia memenangkan Liga dan Piala Raja pada tahun pertamanya sebagai pelatih.
Awal dari Pemulihan HebatStadion Santiago Bernabeu meninggalkan salah satu malam yang paling berjaya pada 5 November 1975. Real Madrid bangkit dari kekalahan 4-1 di leg pertama babak 16 terakhir dari Piala Eropa melawan Derby County. Pada akhir leg kedua, hasilnya adalah 4-1 untuk The Whites, yang memaksa kedua tim untuk memainkan perpanjangan waktu. Santillana mencetak gol kemenangan, ini adalah awal dari Pemulihan Hebat Real Madrid.
Tidak ada dukungan untuk Perayaan HUT ke-75Perayaan HUT ke-75 hanya mendapatkan sedikit dukungan dari para fans karena hasil buruk tim dan pensiun Bernabeu untuk Santa Pola karena sakit. Sebuah turnamen diselenggarakan antara tim nasional Argentina dan Iran, Mouloudia Chabia sisi Maroko dan Real Madrid. Sedikitnya dukungan terbukti pada pertandingan yang setengah penuh dan membosankan antara Real Madrid dan Argentina, bahwa Whites menang 1-0 berkat gol Vicente del Bosque.
Matinya Patriark Santiago Bernabeu meninggal di rumahnya pada 2 Jerico Street pada 2 Juni 1978 enam hari sebelum ulang tahunnya yang ke-83. Kematiannya mengakhiri sebuah 35-tahun Kepresidenan yang luar biasa di Real Madrid. Belasungkawa banyak diterima dan disimpan di Club itu. Sebuah peringatan diadakan pada tanggal 3 Juni di desanya, Almansa, di mana ia dimakamkan.
Luis de Carlos sebagai PresidenSetelah periode singkat sebagai Presiden sementara, Raimundo Saporta menyerukan pemilihan. Bendahara Club, Luis de Carlos, mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai presiden. 26 Juli 1978 adalah batas waktu bagi calon untuk melamar dalam rangka menjalankan kantor. De Carlos menyerahkan 3.352 dokumen untuk mendukung pencalonannya, sedangkan sisanya-ginekolog Campos Gil dan seorang pemilik toko bunga Jose Daguerre- tidak mendapatkan jumlah minimum yang diperlukan pada waktunya. Hal ini membuat pemilihan dibatalkan dan Luis Carlos de memproklamirkan sebagai Presiden Real Madrid.
Final Piala The WhitestPada tanggal 4 Juni 1980, Santiago Bernabeu menjadi tuan rumah final Piala antara Real Madrid dan Castilla, tim kedua Club, diciptakan pada tanggal 21 Juli 1972. Castilla berhasil mengalahkan empat tim-Hercules Divisi Pertama, Athletic Bilbao, Real Sociedad dan Sporting Gijon-untuk sampai ke final Kejuaraan Spanyol. Real Madrid mengalahkan Castilla-dilatih oleh "Sorely Missed" Juanjo dengan skor 6-1.
Tim terbaik Eropa tahun 1980Sepak bola Perancis menamakan Real Madrid sebagai Tim Terbaik Eropa tahun 1980. Juri memperhitungkan dua gelar nasional yang dimenangkan tim tahun itu - Liga dan Piala Raja- dan fakta bahwa mereka mencapai semifinal di Piala Eropa musim itu.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 1961-1970


1961-1970
Siklus kejayaan ditorehkan mengakhiri dua kekalahan berturut-turut di final European Cup final melawan Benfica dan Inter Milan. Menurunnya performa sejumlah pemain yang sempat mencemaskan seluruh Eropa berakhir dengan meninggalkan klub. Generasi Miguel Munoz yang dirombak berjalan sukses. Tim yang dijuluki “Ye-Yes” meraih kembali mahkota Eropa dengan menjuarai European Cup untuk keenam kalinya.

Madricide versus Barcelona
Real Madrid disingkirkan Barcelona dari European Cup untuk pertama kalinya pada November 1960. Sepasang wasit asal Inggris, Ellis dan Leafe, memainkan peran penting di balik kekalahan Real Madrid. Wasit yang disebutkan pertama memberikan penalti yang tidak adil buat Barcelona di Bernabeu sehingga hasil akhir imbang 2-2. Wasit kedua menganulir empat gol Real Madrid di Camp Nou dan Barcelona menang 2-1. Media massa internasional keras mengkritik performa Ellis dan Leafe yang  kemudian muncullah terminologi Madricide untuk menggambarkan tersingkirnya Real Madrid secara kontroversial.

Barcelona dibabat 11 hari kemudian
Real Madrid menuntut balas atas kekalahan dari Barcelona beberapa hari kemudian dengan mengalahkan tim dari Katalan itu dengan skor 5-3 di Camp Nou pada 4 November.

Partai Eksebisi di Maracana
Pada 8 Februari 1961, Si Putih bermain di Stadion Maracana untuk kali pertama. Mereka menghadapi Vasco da Gama dan meraih keunggulan 2-0 sebelum istirahat berkat gol dari Del Sol dan Canario. Real Madrid keletihan di 45 menit kedua dan pertandingan berakhir imbang 2-2.

Sembilan pemain Real Madrid di Piala Dunia 1962
Pablo Hernandez Coronado merupakan pelatih Timnas Spanyol untuk Piala Dunia 1962 di Cile. Dia menuai kontroversi karena tidak memanggil Amancio dalam skuat, meski begitu memanggil Di Stefano, Santamaria, Puskas, Pachin, Del Sol, Gento, dan Araquistain. Sayangnya, Di Stefano mengalami cedera dan tidak bisa ikut bermain sepanjang turnamen.

Di Stefano diculik tiga hari
Alfredo Di Stefano diculik di Potomac Hotel di Caracas, dimana Real Madrid menginap selama Kejuaraan Dunia Antarklub. Dia diculik pada malam hari tanggal 21 Agustus 1963 oleh faksi militer Front Pembebasan Venezuela. “Saya pikir mereka hendak membunuhku,” tulis pemain dalam otobiografinya Gracias, Vieja. Pihak penculik mendapat pemberitaan besar dan publisitas yang mereka inginkan. Di Stefano dibebaskan tiga hari kemudian.

Pemusatan latihan Real Madrid City pertama diresmikan
Majelis Umum menyetujui pembqangunan Real Madrid City. Pemusatan latihan itu diresmikan tujuh tahun kemudian berkat Wakil Presiden Real Madrid Alvaro Bustamante yang melahirkan ide tersebut. Pembukaan dilakukan pada 18 Mei 1963. Pertemuan atletik internasional yang sangat penting diadakan sebagai bagian dari peresmian.

Perpisahan getir Di Stefano
Pada 27 Juni 1964, Alfredo Di Stefano memainkan partai resmi terakhirnya sebagai pemain Real Madrid di Stadion Prater, Wina, melawan Inter Milan pada partai final European Cup untuk kesembilan kalinya yang dimenangkan klub asal Italia tersebut 3-1. Di Stefano terlibat konfrontasi dengan pelatih Miguel Munoz dan Santiago Bernabeu, selaku Presiden Klub, lebih mendukung sang pelatih. Sang Presiden kemudian menawarkan Di Stefano bertahan di klub untuk tugas yang lain, tapi ditolak dan kemudian bergabung dengan Espanyol.

Lima titel La Liga beruntun.. dan lagi
Real Madrid merupakan satu-satunya tim yang menjuarai La Liga lima kali berturut-turut dua kali dalam sejarah panjang 76 tahun kompetisi. Pencapaian pertama digapai antara musim 1960/61 dan 1964/65 dan mereka mengulangi pencapaian tersebut antara 1985/86 dan 1989/90. Tidak ada tim lain di Spanyol yang mampu memecahkan rekor itu.

Generasi “Ye-Yes” menyabet gelar European Cup
Generasi Miguel Munoz mengalami perombakan pada 1964 dan dua tahun berselang meraih sukses. Pada 11 Mei 1966, Real Madrid menjuarai European Cup untuk keenam kalinya setelah mengalahkan Partizan Belgrade 2-1 di Stadion Heysel, Brussel. Tim tersebut dikenal dengan sebutan “Ye-Ye”. “Ye-Ye”merupakan sebutan untuk anak muda di Spanyol di era 1960-an, terutama karena penampilan mereka yang seperti The Beatles. Tim terdiri dari Araquistain; Pachin, De Felipe, Sanchis; Pirri, Zoco; Serena, Amancio, Grosso, Velazquez, dan Gento.

Penghargaan untuk tiga pemain istimewa
Tiga partai penghargaan dielar untuk menghormati tiga pemain legendaris di akhir 1960-an: Jose Emilio Santamaria (15-9-1966), Alfredo di Stefano (7-6-1967), dan Ferenc Puskas (26-6-1969). Ketiganya merupakan simbol kebesaran dan sejarah Real Madrid. Ketiga legenda menjadi pelatih di akhir kariernya sebagai pemain. Tak dapat dipungkiri, para penonton memberi mereka sambutan tepuk tangan yang luar biasa.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 1951-1960


1951-1960
Di dekade 1950-an, Real Madrid berubah dari dongeng menjadi mitos.  Klub merayakan 50 tahun dan rekrutmen Di Stefano selama satu dekadeyang mengagumkan. Kedatangan pemain asal Argentina tersebut menjadi lumbung poin bagi Si Putih. Tim meraih gelar liga untuk kali pertama dalam 21 tahun terakhir; sementara Bernabeu dan Saporta memainkan peranan kunci dalam meraih dan mempertahankan gelar European Cup, yang dimenangkan Real Madrid lima kali berturut-turut. Momen paling berkesan dalam satu dekade terjadi ketika Si Putih meraih kemenangan di ajang Intercontinental Cup untuk pertama kalinya.
Selebrasi Ulang Tahun Emas yang Brilian
Tata kelola Santiago Bernabeu terhindar dari pengeluaran dana dan upaya dalam memperingati ulang tahun klub yang ke-50. Mereka merayakannya dengan sejumlah program yang dapat menghabiskan dana sebesar 20 juta pesetas. Turnamen sepakbola yang luar biasa digelar, dimana klub pun tidak lupa untuk mengadakan kompetisi lainnya seperti bola basket, bola tangan, catur, balap kuda, gulat, dan matador untuk merayakan Ulang Tahun Emas Klub. Dua Madridistas yang terkenal royal, Benito Pico dan Manolo Suarez bertanggung jawab untuk mengelola perayaan tersebut.

Di Stefano Unjuk Kebisaan di Milonarios
Milonarios Bogota meraih trofi dalam acara perayaan ulang tahun setelah bertanding melawan klub Swedia Norrkoping dan Real Madrid. Di kedua laga yang digelar di Stadion Chamartin, Alfredo Di Stefano unjuk kabisa dengan mempertontonkan kualitas yang luar biasa dan kecepatan yang mengagumkan.

Saporta, Rekrutmen Penting Bernabeu
Presiden Asosiasi Bola Basket Spanyol, Jenderal Querejeta menyarankan kepada Bernabeu untuk memboyong Raimundo Saporta. Setelah sukses mengorganisir kejuaraan bola basket di sela-sela perayaan ulang tahun klub yang ke-50, Saporta akhirnya bergabung dengan Madrid. Sejak saat itu, ia menjadi bagian penting dari Bernabeu berkat manajemen dan skill diplomasinya yang istimewa. Saporta berhasil meningkatkan prestasi klub dan menjelma menjadi “otak” klub.

Rekrutmen Di Stefano Mirip Opera Sabun
Alfredo DI Stefano bertemu Santiago Bernabeu pada perayaan ulang tahun klub, Maret 1952. Rekrutmen Di Stefano mirip opera sabun dimana Santiago Bernabéu, Raimundo Saporta, Enrique Martí, Presiden Barca dan Sekretaris Teknik José Samitier, Presiden Millonarios Alfonso Senior, Presiden River Plate Enrique Pardo, dan anggota Dewan Direksi FA Spanyol Armando Muñoz Calero memainkan peranan yang penting. Strategi Bernabeu dan kesalahan Marti membuat Di Stefano bergabung dengan Real Madrid.

Debut Di Stefano yang Melelahkan
Pada 23 September 1953, pukul 10.30 pagi, Alfredo Di Stefano, istri dan para putrinya tiba di Madrid dari Barcelona. Sesampainya di Stasiun Kereta Api Atocha di Madrid, Di Stefano langsung pergi menuju klub, menjalani tes medis, makan siang, meninggalkan keluarganya yang menginap di Hotel Emperatriz, bertemu dengan rekan-rekan timnya di ruang ganti pemain dan kemudian menjalani partai perdananya pada pukul 3.30 sore. Saat itu digelar partai persahabatan melawan Nancy. Hasil akhir 4-2 untuk “Si Putih”. Di Stefano mencetak gol pertamanya bagi Real Madrid ketika laga memasuki menit ke-67.
Joaquin Navarro, Pemain Spanyol Pertama yang Terpilih Masuk Tim FIFA-Eropa
Pemain Real Madrid, Joaquin Navarro, defender andalan yang juga dikenal dengan julukan “The Fireman” menjadi pemain Spanyol pertama yang terpilih masuk Tim FIFA-Eropa yang bermain di Stadion Wembley sebagai bagian dari perayaan Ulang Tahun FA Inggris yang ke-90.

Gelar Liga Kali Ketiga setelah 23 tahun
Kontribusi pertama dari rekrutmen Alfredo Di Stefano adalah keberhasilan meraih gelar liga di musim 1953/54. Madrid belum pernah meraih gelar liga sejak musim 1932/33. Karenanya, euforia melanda Madridismo. 21 tahun kemudian, para pendukung klub kembali menyanyikan lagu kemenangan sebagai ucapan terima kasih kepada pelatih Enrique Fernandez.

Nama Stadion Chamartin Diubah Menjadi Stadion Santiago Bernabeu 
Dalam pertemuan tahunan, 4 Januari 1955, Messrs, Zapater dan Caso mengusulkan perubahan nama stadion menjadi Santiago Bernabeu. Proposal tersebut diterima dengan baik. Presiden pun menerimanya dengan berat hati mengingat hal tersebut merupakan keinginan dari anggota klub.

Kreator European Cup
Santiago Bernabeu adalah salah seorang yang antusias menerima proposal Gabriel Hanot, Pemimpin Redaksi L’Equipe, yaitu menggelar turnamen antarklub yang bertujuan menentukan tim terbaik di Benua Eropa. Pada 2 April 1955, representatif klub-klub paling prestisius di Eropa memenuhi undangan Direktur L’Equipe Jacques Goddet. Mereka kemudian bertemu di Hotel Ambassador di Kota Paris. Kemampuan kepemimpinan yang dimiliki Bernabeu membuat setiap orang yang hadir dalam pertemuan tersebut terkagum-kagum.

Kisah Eropa Bermula dari Jenewa
Bertempat di Jeneva, 8 September 1955, Real Madrid memulai debutnya berlaga di kompetisi European Cup dengan menghadapi Servette. Madrid unggul 2-0 melalui gol-gol yang dicetak Munoz dan Rial. Sebelum bertanding, di Lausanne, para pemain mendapat ucapan selamat dari Ratu Victoria Eugenia, Don Juan, dan Don Juan Carlos yang saat itu merupakan Juan Carlos I, Raja Spanyol.

Juara Eropa yang Pertama
Setelah mengalahkan Servette dan tim-tim sulit lainnya semisal Partizan Belgrade dan Milan, Real Madrid berhasil mengatasi perlawanan Stade Reims di babak final yang berlangsung di Paris, 13 Juni 1956, dengan skor 4-3. Sebelumnya, Madrid tertinggal dua gol. Trofi European Cup berbobot 23,3 kg dan tinggi 66 cm. Skuad Madrid terdiri dari Juan Alonso; Atienza, Marquitos, Lesmes; Muñoz, Zárraga; Joseíto, Marsal, Di Stéfano, Rial, dan Gento.

Sistem Pencahayaan (Tata Cahaya) yang Terkuat di Dunia 
Pada 18 Maret 1957, saat bertanding melawan klub Brasil Recife di Bernabeu,  untuk pertama kalinya Madrid menggunakan sistem pencahayaan buatan yang terbaru. Dengan komposisi 480 lampu, kekuatan cahaya yang dihasilkan mencapai 1.500 lux, jauh lebih besar (kuat) dibanding stadion-stadion lainnya di Eropa, semisal Parc de Princesdi Paris yang menghasilkan 130 lux, Wembley lama (140 lux), dan Las Corts Barcelona (350 lux). Di bawah sorotan lampu yang baru dan dihadapan 70 ribu penonton, Real Madrid mengalahkan Recife 5-3.

Dua Kali Juara Eropa di Bernabeu
Pada 30 Mei 1957, 125 ribu fans menjadi saksi Real Madrid merebut gelar juara Eropa untuk kedua kali di Santiago Bernabeu usai mengalahkan Fiorentina. Sistem grendel ala catenaccio yang membuat Fiorentina mampu memaksakan pertandingan berakhir imbang 0-0 sampai usainya babak pertama. Hasil imbang itu tetap berjalan sampai menit ke-70 ketika Di Stefano mencetak gol lewat eksekusi penalti menyusul pelanggaran pada Mateos. Enam menit kemudian, Gento membuat gol spektakuler lewat tendangan lobnya yang tak dapat dijangkau kiper Sarti. Real Madrid pun unggul 2-0. Starting line-up Madrid:  Juan Alonso; Torres, Marquitos, Lesmes; Muñoz, Zárraga; Kopa, Mateos, Di Stéfano, Rial dan Gento.

Ballon d’Or Kali Pertama untuk Di Stefano 
Alfredo Di Stefano menerima penghargaan Ballon d’Or untuk kali pertama dari Direktur France Football Jacques Ferran pada 23 Januari 1958. Acara penganugerahan digelar di Stadion Santiago Bernabeu sebelum dimulainya laga Madrid vs Sevilla. Di Stefano mencetak quat-trick atau empat gol dari delapan gol yang dicetak Madrid ke gawang klub asal Andalusian tersebut. Pada 1959, Di Stefano kembali dianugerahi Ballon d’Or.
Tiga Kali Juara Eropa
Real Madrid tampil sebagai juara Eropa untuk ketiga kalinya setelah menundukkan AC Milan 3-2 melalui babak perpanjangan waktu di laga yang berlangsung di Stadium Heysel, Brussels, Belgia. Pertandingan yang berlangsung luar biasa dimana kedua klub sama-sama menunjukkan kebanggaan profesional. Gol Gento di fase perpanjangan waktu mengantarkan Madrid kembali tampil sebagai juara.

Lagi Jadi Juara Eropa
Madridismo kembali berjaya untuk keempat kalinya di babak final European Cup. Pertandingan berlangsung di Stuttgart dimana Real Madrid bertemu musuh lama: Stade Reims. Si Putih unggul 2-0 berkat gol yang dicetak Mateos dan DI Stefano. Madrid pun mempertahankan gelar Eropa. Madrid dipandang sebagai klub terbaik di Benua Eropa.

Lima Kali Juara Eropa
Bertempat di Glasgow, 18 Mei 1960, Real Madrid mengukir rekor lima kali berturut-turut menjadi juara Eropa. Prestasi yang sampai saat ini belum tertandingi. Stadion Hampden Park menjadi saksi kesuksesan Si Putih yang menghancurkan perlawanan Fiorentina dengan skor telak 7-3 berkat empat gol yang diborong Puskas dan tiga gol yang dicetak Di Stefano.

Gelar Pertama Intercontinental Cup
Di pergelaran pertama Intercontinental Cup, juara Eropa Real Madrid berhadapan dengan juara Libertadores Penarol Montevideo. Leg pertama dilangsungkan di Ibu Kota Uruguay dan hasilnya kedua tim bermain imbang tanpa gol. Leg kedua digelar di Bernabeu, 4 September 1960. Real Madrid unggul 5-1. Starting line-up Madrid: Domínguez; Marquitos, Santamaría, Pachín; Vidal, Zárraga; Herrera, Del Sol, Di Stéfano, Puskas dan Gento.
readmore »»  

Sejarah Real Madrid 1941-1950


1941-1950
Kedatangan Santiago Bernabeu sebagai Presiden Klub berjalan seiring dengan terciptanya klub legendaris dan universal. Beberapa bulan sebelum presiden mengambil alih pimpinan klub, Real Madrid mengalahkan musuh Barcelona di Piala Spanyol dengan skor sangat telak 11-1. Bernabeu selalu melihat masa depan dan membayangkan dibangunnya stadion baru di Chamartin yang dapat menampung 75 ribu penonton. Inilah tantangan pertama bagi sosok yang unik ini.
Kembalinya Mahkota Klub 
Pada tanggal 1 Januari 1941, setelah mendapatkan kembali mahkotanya, Madrid Football Club berganti nama menjadi Real Madrid Club de Fútbol.
Kemenangan Bersejarah 11-1 Lawan Barcelona 
Di leg kedua semifinal Piala Spanyol 1943, Real Madrid mengukir kemenangan bersejarah atas Barcelona dengan mengalahkan klub Catalan tersebut dengan skor sangat telak 11-1. Si Putih menelan pil pahit, kalah 0-3 di leg pertama yang berlangsung di Stadion Las Corts dan menerima sambutan buruk dari para fans Barcelona. Karenanya, begitu memasuki lapangan Stadion Chamartin, para pemain Madrid bertekad menoreh kemenangan dan akhirnya berhasil mengukir hasil spektakuler, 8-0 sampai usainya babak pertama. Di akhir laga, papan skor menunjukkan hasil bersejarah: 11-1. Sebelas gol Madrid dicetak Pruden (4 gol), Barinaga (3), “Chus” Alonso (2), dan masing-masing satu gol yang dicetak Alsua dan Botella. Sementara, satu-satunya gol Barcelona dicetak Martin.

Awal Era Bernabeu
Presiden Real Madrid Antonio Santos Peralba dan Presiden Barcelona Marquis Mesa de Asta terpaksa menanggalkan jabatannya menyusul permusuhan di antara kedua tim di laga semifinal Piala Spanyol. Dalam acara pertemuan bersama yang dihadiri para figur terkemuka di Real Madrid, nama Santiago Bernabeu, yang sebelumnya tidak mempunyai ikatan apa-apa dengan klub sejak 1935, muncul ke permukaan. Dengan mudahnya Bernabeu diyakinkan para anggota untuk menjadi Presiden Klub berikutnya. Penunjukan Bernabeu secara resmi dilansir ke muka publik pada 15 September 1943. Presiden Asosiasi Sepakbola Castilla, Ernesto Cotorruelo memimpin serah jabatan presiden dari Peralba ke Bernabeu yang juga dihadiri anggota Dewan Direksi.

Biaya Pembangunan Chamartin 37 Juta Pesetas 
Di musim semi 1943, Santos Peralba menekankan jika klub membutuhkan stadion baru yang seyogyanya mampu menampung sekitar 40 ribu penonton. Kurang dari setahun kemudian, rencana Santiago Bernabeu jauh lebih ambisius. Dalam pertemuan Dewan Direksi, Bernabeu mengatakan bahwasanya klub membutuhkan stadion yang lebih besar dan kami bakal membangunnya. Bernabeu memutuskan membangun sebuah stadion baru yang mampu menampung 75 ribu penonton. Pembangunan stadion tersebut memakan biaya sekitar 37 juta pesetas atau 222.375 euro.

Dua Gelar Pertama Bernabeu
Dekade 1940-an bukanlah dekade terbaik bagi Real Madrid. Namun, ditandai dengan dimulainya kepemimpinan Bernabeu klub kembali ke jalur kemenangan. Yang pertama adalah merebut gelar Piala Spanyol dua kali berturut-turut, 1946 dan 1947, usai mengalahkan Valencia 3-1 dan Espanyol 2-0.

Pionir Penomoran Kostum
Pada 23 November 1947, di laga menghadapi Atletico Madrid yang berlangsung di Stadion Metropolitano, Real Madrid menjadi tim Spanyol pertama dimana para pemainnya mengenakan kostum bernomor punggung. Idenya berasal dari Pablo Hernandez Coronado. Federasi Sepakbola Spanyol menyambut positif inisiatif tersebut. Sejak 1948 diputuskan bahwa para pemain dari setiap tim yang bertanding harus mengenakan kostum bernomor dari 2 sampai 11. Sekali lagi, Real Madrid menjadi pelopor dalam perkembangan sepakbola Spanyol.

Spektakuler Inagurasi Stadion Chamartin yang Baru 
Inagurasi Stadion Chamartin yang baru berjalan dengan sangat khidmat. Massa berkumpul pada 14 Desember 1947, yang diikuti dengan serangkaian acara yang ditujukan untuk menghormati visi Santiago Bernabeu dan anggota klub yang telah bersedia mendanai pembangunan stadion. Setelah acara selesai, digelar laga antara Real Madrid dan Os Belenenses pada pukul 15.30 sore. Real Madrid mengalahkan klub asal Portugal tersebut dengan skor 3-1. Koloseum baru menjadi kebanggaan para Madridismo dan membuat iri klub-klub lainnya di Spanyol.

Gagal Merekrut Kubala
Pada 1948, Real Madrid melakukan perombakan besar-besaran dalam skuadnya. Dua tahun kemudian, Madrid mencoba memboyong Ladislao Kubala yang tiba di Spanyol bersama Timnas Hungaria. Proses negosiasi akhirnya ditutup menyusul tuntutan Kubala yang ingin menempatkan saudara iparnya Fernando Daucik sebagai pelatih tim. Bernabeu enggan memenuhinya.

Molowny, Satu-satunya Madridista di PD 1950
Spanyol meraih prestasi gemilang di PD 1950 yang berlangsung di Brasil menyusul keberhasilan tim meraih tiket ke babak perempat final. Satu-satunya pemain Real Madrid yang bergabung bersama Timnas Spanyol adalah Luis Molowny yang tampil menonjol saat laga imbang 2-2 melawan Uruguay yang kemudian tampil sebagai juara.
readmore »»