Senin, 07 Januari 2013

Sejarah Real Madrid 1981-1990


1981-1990
Paruh kedua 1980-an yang luar biasa. Real Madrid meraih dua titel UEFA Cup dan lima titel La Liga secara berturut-turut, titel kelima merupakan sebuah rekor. Selama lima tahun (1985 sampai 1990), Si Putih mengagumkan dengan dua periode lima tahun yang mencampuradukkan emosi dan imajinasi, kisah sukses tertunda hanyalah gagal menjuarai European Cup.
                            
Satu Menit Pembeda Kejayaan dan Kegagalan
Musim 1980-81 Madrid mengakhiri dengan hasil mengecewakan. Pada 26 April 1981, mereka gagal merengkuh titel La Liga ketika nyanyian kemenangan telah dilantunkan di Valladolid. Real Sociedad yang menyamakan skor 2-2 melawan Sporting Gijon di menit terakhir berhak atas titel juara. Berselang sebulan kemudian, 27 Mei, gol Alan Kennedy pada menit ke-82 membawa Liverpool keluar sebagai juara European Cup saat sepertinya lebih adil jika pertandingan dilanjutkan babak perpanjangan waktu.

Pemogokan para pemain
Skuat Real Madrid merupakan satu di antara empat tim Divisi Utama Spanyol yang mendukung aksi mogok bermain pada 11 April 1982. Pada hari itu, Si Putih bermain di Castellon melawan Castilla dan berhasil menundukkan tuan rumah 2-1.

Bernabeu menjadi tempat partai final Piala Dunia 1982
Partai final Piala Dunia 1982 bertempat di Santiago Bernabeu. Dalam pertandingan menegangkan, Italia mengalahkan Jerman 3-1. Apa yang paling diingat mayoritas penonton pada pertandingan yang dimainkan 11 Juli 1982 yakni kegembiraan dari Sandro Pertini, Presiden Italia, setiap kali tim Italia mencetak gol.

Di Stefano kembali ke Klub.
Ketika pemilihan presiden sudah di depan mata, salah satu kandidat Luis de Carlos memperkenalkan Alfredo di Stefano dan Amancio Amaro sebagai pelatih tim utama dan Castilla pada 19 Mei 1982. Si Anak Panah, julukan Di Stefano, meninggalkan Madrid pada 1964 dan kembali 18 tahun kemudian. De Carlos mengalahkan Ramon Mendoza dalam pemilihan dan Di Stefano yang menandatangani kontrak dua tahun membawa Klub meraih peringkat kedua di La Liga untuk kelima kalinya dalam tahun pertama tugasnya sebagai pelatih Madrid.

Perpisahan kedua dengan Di Stefano
Musim 183-84 berakhir, Alfredo di Stefano sekali lagi mengucapkan salam perpisahan ke Real Madrid. Pada 21 tahun kemudian dia juga mengalami pengalaman serupa. Kontraknya berakhir 30 Juni 1984 dan Luis de Carlos memutuskan tidak menambah kontraknya akibat kegagalan dari segi prestasi.

Hujan gol  bersejarah melawan Anderlecht
12 Desember 1984, nama Emiliano Butragueno akan diingat dalam sejarah sepakbola Eropa menyusul performa tak terlupakan melawan Anderlecht di Bernabeu. Klub asal Belgia itu menang 3-0 pada leg pertama dan di Brussel dan lolos ke babak berikut UEFA Cup sudah di depan mata. Tapi, Butragueno menghancurkan harapan mereka dengan mencetak hat-trick (tiga gol lainnya diciptakan Jorge Valdano, dua gol, dan Manuel Sanchis) dan Real Madrid menang meyakinkan 6-1.

Ramon Mendoza memulai era baru
Setelah dua periode masuk dalam jajaran Dewan Direksi dan dikalahkan Luis de Carlos pada pemilihan sebelumnya, Ramon Mendoza menjadi Presiden Real Madrid pada 1985. Kehadiran Mendoza menjadi awal dari era baru dalam sejarah Klub.

Juara UEFA Cup beruntun dua kali
Dua gelar juara pertama UEFA Cup untuk Real Madrid diperoleh secara berturut-turut. Pertama pada 1984 menghadapi klub asal Hungaria, Videoton (menang 3-0 di Stadion Sosto dan kalah 0-1 di Chamartin), dan kedua setahun kemudian setelah mengalahkan FC Koln 5-1 di Bernabeu dan kalah 0-2 di Olympiastadion, Berlin.

La Liga terpanjang dalam sejarah dimenangkan Madrid
Musim 1986/87, tercatat sebagai perjalanan La Liga terpanjang dalam sejarah persepakbolaan Spanyol. Setelah 34 pertandingan, setiap tim memainkan 10 partai yang terbaik dalam tiga babak play-off: enam tim teratas bertanding untuk gelar juara yang dimenangkan Real Madrid, enam tim lainnya memperebutkan tempat di Piala Liga dan kemungkinan berlaga di UEFA Cup, dan enam tim terakhir berjuang dari degradasi.

Lima tahun fantasi dan dominasi
Real Madrid generasi Quinta de Buitre atau The Five Machos meraih lima titela La Liga berturut-turut dengan dominasi yang luar biasa (musim 1985/86 sampai 1989/90) dan menyamai rekor yang ditorehkan antara 1960/61 dan 1964/65. Selama lima kali juara berturut-turut, Madrid membukukan rekor baru mencetak 107 gol dalam 38 pertandingan. Era itu menjadi milik Butragueno dan Hugo Sanchez yang meraih gelar Sepatu Emas bersama dengan penyerang CSKA Sofia Hristo Stoichkov.

Duo pelatih temporer Di Stefano-Camacho
Pada 17 November 1990, setelah memecat John Benjamin Toshack, Ramon Mendoza berbalik ke Alfredo di Stefano dan pelatih tim yunior Jose Antonio Camacho guna menangani tim secara temporer, sementara Presiden Klub berusaha membujuk Luis Aragones meninggalkan Espanyol untuk segera menukangi skuat Madrid. Luis tidak tertarik meninggalkan klub asal Katalan itu, jadi Mendoza merekrut Radomir Antic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar